Teluk Sulamadaha - sebuah teluk
di sisi utara Pulau Ternate yang merupakan salah satu destinasi utama wisatawan
di Maluku Utara. Teluk Sulamadaha khas dengan arus air lautnya yang tenang dan
keindahan bawah lautnya yang memukau.
Semenjak
bekerja di perusahaan sekarang, gw beberapa kali berkesempatan untuk
mengunjungi Maluku Utara, lebih tepatnya Kota Ternate yang dulu sempat menjadi
ibukota provinsi Maluku Utara. Berbekal beberapa kali kunjungan gw ke Ternate,
di postingan kedua ini, gw mau menceritakan sedikit tentang Kota Ternate dan
Teluk Sulamadahanya yang menyimpan sejuta keindahan di bawah permukaan lautnya.
[04 Desember 2016]
Untuk
menuju ke Maluku Utara, sebagian besar perjalanan dilakukan dengan mengambil
penerbangan menuju Kota Ternate, sebuah kota kecil di kaki gunung api aktif
Gamalama yang sebelumnya sempat menjadi pusat pemerintahan Provinsi Maluku
Utara.
Salah
satu penerbangan yang paling sering gw ambil adalah penerbangan SJ598 dengan
Sriwijaya Air yang biasanya take-off
pukul 00.05 WIB dari Bandara Soekarno-Hatta dan akan tiba di Bandara Sultan
Babullah Ternate pukul 07.00 WIT di pagi hari. Penerbangan SJ598 ini akan
transit di Makassar selama 20 menit dan dalam beberapa kali kesempatan,
penumpang tujuan Ternate tidak perlu turun dari pesawat, melainkan hanya mereka
yang bertujuan ke Makassar saja (serasa naik angkot, turun sesuai tujuan).
*fyi, untuk menuju Ternate, kita akan
melintasi 2 zona waktu, yaitu WITA dan WIT. Karena itu, penerbangan yang sebenarnya
hanya berdurasi 4,5 jam, kadang disalahartikan menjadi 7 jam (tulisan di tiket
beda 7 jam ^^). Jadi bayangkan ketika
kita terbang dari Ternate ke Jakarta, we’d have not only 24 hours a
day, but instead 26 hours (for that one single day) :p.
Ketika
mendarat di Ternate, hal pertama yang akan kita saksikan adalah hamparan langit
biru, udara yang segar, dan seonggok-onggok hiasan awan yang membuat hati
menjadi plong.
Dan next, ketika kita melangkah keluar dari
Bandara, kita bisa melihat Gunung Gamalama tepat didepan mata kita. Yes, Gunung Gamalama masih aktif sampai
sekarang (kalo ga salah, sekitar
pertengahan bulan Agustus lalu gunung tersebut baru aktif kembali dan mengeluarkan
debu vulkanik yang berujung pada terganggunya aktifitas penerbangan di Bandara
Sultan Babullah untuk beberapa hari).
Berbicara
tentang Kota Ternate, pasti ga ada habisnya. Kota ini menyimpan banyak budaya
yang menarik, makanan yang unik dan berbagai hal lain yang tidak akan habis
untuk diceritakan (apalagi untuk gw yang tinggal di Indonesia bagian barat),
karena itu, gw akan langsung skip dan
menceritakan salah satu destinasi wisata utama di Ternate, yaitu Teluk
Sulamadaha.
Untuk
menuju ke Teluk Sulamadaha (tentunya ala backpacker),
kita cuma perlu naik oto (sebutan
orang Ternate untuk “metromini”) satu kali menuju terminal yang terletak di seberang
Jati Land (mall terbesar di Ternate) dengan ongkos Rp 5.000,- per orang.
Kemudian dari sana, kita perlu sekali lagi naik oto ke Teluk Sulamadaha (dan ini merupakan oto jarak jauh yang harganya Rp 7.000,- per orang).
*oto dalam kota biasanya memakan waktu
setengah sampai satu jam untuk sampai ke terminal dan perjalanan selanjutnya
biasanya memakan waktu hampir satu jam
Dalam
perjalanan dari terminal menuju Teluk Sulamadaha, oto akan bergerak menuju arah bandara, sebelum akhirnya masuk Jalan
Batu Angus yang akan membawa kita mengitari sisi utara Pulau Ternate. Disini,
kita akan melintasi Batu Angus, salah satu destinasi wisata di Ternate yang
memamerkan sisa-sisa batuan hangus (ya
iyalah, namanya juga wisata Batu Angus :p) muntahan erupsi Gunung Gamalama
pada jaman dulu. Batu-batu tersebut sekarang sudah dingin dan mengeras berwarna
hitam, menjadi sebuah bentuk atraksi yang eksotis. Dan sebelum tiba di
Sulamadaha, oto akan berbelok ke
kanan memasuki bibir pantai yang merupakan tempat berlabuh speed-speed kampung menuju Pulau Hiri. Nah, akhirnya dalam waktu 15
menit, kita akan tiba di Pantai Sulamadaha.
Mungkin
kalian bingung, kenapa gw kadang memakai istilah Pantai Sulamadaha dan kadang
Teluk Sulamadaha.. Jadi ini pantai apa teluk??
So, pertama kita tiba
di Pantai Sulamadaha.
Pantai
ini berpasir hitam dan berkat hadangan Pulau Hiri, airnya pun cukup tenang. Di
pinggir pantai banyak terdapat gazebo-gazebo untuk sekedar nongkrong dan warung-warung yang menjual popmie dan kelapa muda.
*biasanya pantai ini akan ramai di akhir pekan;
tapi sebaliknya, pada hari kerja (Senin sampai Jumat), pantai ini akan terlihat
sangat kosong dan bahkan warung-warung pun tidak beroperasi :(
Pantai
Sulamadaha memang sama sekali tidak istimewa, namun jangan langsung kecewa dan
berkecil hati, karena keistimewaan Sulamadaha terletak pada teluknya yang
mengharuskan kita berjalan sedikit lebih jauh lagi.
Akhirnya,
kita akan tiba di Teluk Sulamadaha yang merupakan atraksi utama Sulamadaha. Pasir
putih (kayaknya karena serpihan karang) dan airnya yang jernih akan membuat
kita terpukau kagum dan diliputi ketenangan batin. Didukung dengan lokasinya di
teluk yang membuat arus air Sulamadaha sangat tenang, ditambah dengan airnya
yang jernih dan ikan-ikan nemo yang berkeliaran, lokasi ini sangat cocok untuk snorkeling (dijamin maknyos :p).
Ada
beberapa bagian perairannya yang cukup dangkal dan cocok untuk yang tidak mahir
berenang tapi penasaran dengan bawah airnya. Untuk mereka yang hobi berenang
dan bermental nekat, harus ke tengah perairan dimana terdapat bagian tubir laut
(bagian dasar laut yang curam secara drastis) dimana ikannya lebih banyak lagi!
FAQ:
Bagaimana dengan karangnya?
A: Hmm.
Untuk karang hidup, jujur ga banyak yang berhasil gw temukan. Dibagian tubir
masih terdapat beberapa karang berwarna-warni yang jadi habitat ikan-ikan
kecil, namun untuk bagian perairan yang dangkal, karang hidup sangat sulit
ditemukan (tapi ikannya tetap banyak).
![]() |
Perahu-perahu di Sulamadaha (sumber: Instagram akun syashandy) |
Satu-satunya hal yang gw sesali adalah gw ga punya kamera waterproof, sehingga gw ga bisa pamer foto bawah lautnya disini. Tapi, untuk referensi kalian, gw pasang beberapa foto hasil browsing google yang berani gw jamin kesesuaiannya dengan kondisi aktual!
![]() |
Jernihnya air Sulamadaha (sumber: Instagram akun lhegil.yois) |
Nah,
selain snorkeling, kita juga bisa
menyewa perahu untuk muter-muter
di teluk, atau sekedar nongkrong-nongkrong
sambil minum kelapa muda. Dan jangan lupa untuk mencoba “pisang mulu bebek”,
keripik pisang khas Ternate yang dimakan dengan sambal!
Terakhir,
menurut gw, alam Indonesia terlalu memukau!
Daripada
ke Phi-phi Island atau Maya Beach di Thailand, Indonesia bisa menawarkan
sesuatu yang jauh lebih indah dan asli, tinggal tugas Pemerintah untuk
mengembangkan dan mempromosikan kekayaan wisata Indonesia tersebut ke
mancanegara.